Hubungan Penyakit Anemia Pada Remaja Putri dengan Stunting

Jumat, 25 Agustus 2023

Penulis: Anna Lutfhiah

image-main-content
Foto: Hubungan Penyakit Anemia pada Remaja Putri dengan Stunting (Freepik).

Kesehatan - Sobat youtz, pernah denger istilah stunting nggak? Itu loh, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. 

Pemerintah Indonesia memberikan perhatian khusus kepada kasus stunting. Tidak heran kalau pemerintah kita berani menggelontorkan dana yang sangat besar setiap tahunnya untuk mengatasi hal ini. Pada tahun 2022 tercatat bahwa dana 44,8 triliun telah dianggarkan oleh pemerintah untuk mengatasi kasus stunting di Indonesia. 

Bukan tanpa alasan kasus stunting di Indonesia mendapat perhatian yang cukup serius oleh pemerintah, hal ini dikarenakan dampak dari kasus stunting pada anak-anak akan berpengaruh kepada kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang akan datang. 

Sebagai bangsa yang sedang berpacu untuk melakukan pembangunan nasional yang adil dan merata, tentu membutuhkan dukungan SDM yang handal, karena kebutuhan SDM yang handal tentu akan sulit dipenuhi apabila banyak dari anak-anak penerus bangsa yang mengalami stunting. 

Sama seperti penyakit atau kelainan lainnya sobat youtz, stunting juga memiliki faktor risiko. Salah satu faktor risiko stunting adalah penyakit anemia.

Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin darah di bawah normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia terbanyak pada anak-anak. 

Sedangkan, salah satu penyebab terjadinya stunting adalah defisiensi zat besi. Zat besi sendiri merupakan salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting. 

Remaja (terutama putri) yang mengidap penyakit anemia bersiko akan tetap mengalami anemia ketika sedang mengandung apabila tidak diobati sejak masih remaja. Persentase anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar 18,4%-32% , sedangkan persentase anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%-48,9% . 

Penyakit anemia pada remaja putri harus ditangani sejak dini, agar kelak ketika menjadi seorang ibu dan memiliki anak, anak yang dilahirkan tidak mengalami kondisi stunting. Nah, sobat youtz, anemia erat kaitannya dengan sel darah merah. 

Di dalam tubuh, sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Oksigen yang diangkut ini berperan sebagai energi saat proses metabolisme sel. Jika proses metabolisme sel terganggu, maka bayi akan mengalami faltering growth atau gangguan pertumbuhan yang bisa menjadi stunting. 

So, sobat youtz, kalau sudah ada tanda-tanda anemia segera periksakan dirimu ya, jangan tunggu nanti, agar bisa segera diobati. 

Sumber:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210122/5236847/saat-remaja-menderita-anemia-ibu-hamil-berisiko-lahirkan-anak-stunting/

https://fk.ui.ac.id/infosehat/waspada-anemia-salah-satu-risiko-penyebab-stunting/#:~:text=Anemia%20adalah%20salah%20satu%20faktor,disebabkan%20oleh%20defisiensi%20zat%20besi.

https://www.halodoc.com/artikel/hati-hati-anemia-saat-hamil-tingkatkan-risiko-stunting-pada-anak

https://www.suara.com/health/2022/08/04/231000/dukung-pemerintah-turunkan-angka-malnutrisi-buku-seri-cegah-stunting-diluncurkan

https://www.alodokter.com/anemia 

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait