Sering Meresahkan Pengguna Jalan, Korlantas Imbau Petugas Pengawalan Dilarang Arogan

Minggu, 12 Januari 2025

Penulis: Faruq Bytheway

image-main-content
Foto: Pengawalan yang tunjuk-tunjuk pengguna jalan (orinews).

Automotive - Aksi seorang petugas patroli dan pengawalan (patwal) yang menunjuk-nunjuk dengan gestur dianggap arogan saat mengurai kemacetan, menjadi sorotan publik.

Insiden tersebut melibatkan mobil Lexus berpelat dinas RI 36 yang diketahui milik Raffi Ahmad. Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyampaikan permintaan maaf atas tindakan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri, Brigjen Raden Slamet Santoso, menegaskan bahwa sikap arogan tidak mencerminkan prinsip profesionalitas petugas.

“Atas tindakan personel tersebut, kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/1/2025).

Slamet menekankan bahwa semua anggota patwal telah melalui pelatihan ketat, termasuk menghadapi situasi dinamis di jalan raya.

“Petugas pengawalan tidak boleh menunjuk-nunjuk atau bersikap arogan seperti itu. Kami akan mengevaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” tambahnya.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, menjelaskan bahwa insiden bermula saat taksi Toyota Alphard dan sebuah mobil putih hampir bersenggolan akibat truk penambal jalan yang berhenti di lajur tengah.

Petugas patwal yang mengawal mobil dinas RI 36 berupaya mengurai kemacetan, namun gestur yang digunakan dianggap kurang pantas.

“Saat itu, Alphard mencoba menghindar ke kanan, tetapi di saat bersamaan ada kendaraan lain yang juga hendak maju. Akibatnya, terjadi jeda yang cukup lama hingga memicu kemacetan,” ungkap Argo.

Gestur petugas yang menunjuk pengemudi taksi dianggap arogan oleh masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut.

Ditlantas Polda Metro Jaya kini mencari pengemudi Alphard untuk mendapatkan klarifikasi.

“Jika ada ucapan atau sikap anggota yang dianggap tidak layak, kami akan menjadikannya bahan evaluasi dalam pelaksanaan pengawalan selanjutnya,” tegas Argo.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengingatkan pentingnya pendekatan humanis dalam situasi pengawalan.

“Petugas patwal sudah dibekali pendidikan khusus. Mereka harus mampu menyesuaikan sikap, baik bersikap tegas maupun humanis, tergantung kondisi di lapangan,” jelasnya.

Sony juga menekankan bahwa ketegasan diperlukan ketika menghadapi pengemudi yang sengaja menghalangi, tetapi tetap harus diimbangi dengan profesionalitas agar tidak memicu persepsi negatif dari masyarakat.

Atas kejadian tersebut, Korlantas Polri berkomitmen meningkatkan standar operasional pengawalan dengan mengedepankan prinsip profesional, humanis, dan beretika.

“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa seluruh personel bertindak sesuai dengan kode etik,” tutup Brigjen Slamet.

Masyarakat diimbau untuk tetap mendukung upaya penegakan hukum di jalan raya sambil berharap kejadian serupa tidak kembali terjadi.

 

(Far/Tir)

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait