BPDPKS dan PASPI Perkuat Pemahaman Industri Minyak Sawit di UIN Jakarta

Minggu, 27 Oktober 2024

Penulis: Fathiyyah Azizah

image-main-content
Foto: Peringatan Hari Pangan Sedunia HMJ Agribisnis UIN Jakarta (Dok/Pri).

News - Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2024 yang disuguhkan dengan seminar bedah buku “Mitos Vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat.” berjalan dengan lancar.

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) serta Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara tersebut di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Jumat, (25/10/2024).

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Dr. Tungkot Sipayung dari PASPI dan Achmad Maulizal dari BPDPKS.

Rizki Adi Puspita Sari, Ketua Program Studi Agribisnis mengatakan tentang pemahaman industri minyak sawit sangat penting sebagai kontributor signifikan terhadap produksi pangan global, meski berbagai tantangan tetap ada.

Sementara itu, Dr. La Ode Sumarlin, Wakil Dekan Bidang Akademik, menekankan Industri kelapa sawit menawarkan peluang besar untuk masa depan.

Sebagaimana rrahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan peningkatan pengembangan biodiesel dari sawit hingga 50%.

Potensi tanaman sawit sangat luas, mencakup kebutuhan pangan, estetika, hingga medis.

Dr. Tungkot Sipayung mencatat Indonesia mengalami penurunan dalam komoditas perkebunan yang menjadikan produsen utama minyak sawit global.

Ia mengutip dari Henry Kissinger yang menyatakan penguasaan pangan dan minyak berarti penguasaan atas manusia dan bangsa.

Pada sesi pemaparan, Dr. Iskandar Andi Nuhung menyoroti kontribusi industri sawit terhadap ekonomi, termasuk penciptaan lapangan pekerjaan.

“Industri ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga membantu mengurangi ketimpangan sosial,” ujarnya.

Prof. Siti Rochaeni menekankan pentingnya kesejahteraan petani sawit, dengan menambahkan Sertifikat ISPO harus menjadi fokus pada petani sawit.

“Sertifikasi ISPO harus menjadi fokus agar petani sawit mendapatkan pengakuan dan dukungan yang lebih baik.” Lanjut Siti.

Sementara itu, Prof. Lily Surraya menanggapi isu lingkungan dengan banyak mitos tentang sawit.

Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mengedukasi masyarakat tentang kontribusi positif industri kelapa sawit.

"Kami berharap seminar ini dapat membuka pikiran banyak orang mengenai potensi sawit," tutup Rizki.

 

(Fat/Far)

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait