Benarkah Anggur Muscat Terkontaminasi Bahan Kimia Berbahaya?

Rabu, 30 Oktober 2024

Penulis: Anna Lutfhiah

image-main-content
Foto: Anggur (chatnews).

Kesehatan - Sobat Youtz, belakangan ini sedang heboh soal buah anggur muscat yang disinyalir terkontaminasi bahan kimia berbahaya. Memangnya bahan kimia berbahaya apa sih yang di maksud? Lalu bagaimana efeknya bagi kesehatan tubuh kita? 

Yuk langsung saja simak penjelasannya.

Jadi Sobat Youtz, badan otoritas pangan Thailand baru saja menemukan sebuah fakta bahwa anggur muscat mengandung residu pestisida, yang mana temuan ini menjadi perbincangan dan viral di media sosial.

Kabar ini langsung memicu kekhawatiran luas, terutama di kalangan masyarakat yang telah mengonsumsinya. Di tengah semakin tingginya kesadaran akan pentingnya keamanan pangan, kasus ini menjadi sorotan dan bahan diskusi banyak pihak. 

Dalam laporan banyak media, Seorang epidemiologi, Dicky Budiman menyoroti bahaya pestisida sistemik yang mampu terserap ke dalam jaringan buah, seperti triasulfuron dan tetraconazole. 

Jika kandungan pestisida dalam anggur ini melebihi batas aman, risiko terhadap kesehatan konsumen pun meningkat. 

"Paparan pestisida yang berlebihan tak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga dapat memicu gangguan pada sistem saraf dan, dalam jangka panjang, bahkan meningkatkan risiko kanker," ungkap Dicky.

Artinya, dengan adanya kasus ini, walaupun kasusnya belum ditemukan di Indonesia, namun diperlukan adanya pengawasan yang ketat terhadap produk pangan, khususnya yang berasal dari impor. 

Kerja sama antara BPOM, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan perlu diperkuat untuk memastikan keamanan produk pangan yang beredar di masyarakat. 

Lebih lanjut, Dicky menyarankan agar pemerintah menerapkan regulasi dan pengawasan yang lebih proaktif untuk melindungi kesehatan publik.

"BPOM, misalnya, memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan ketat pada residu kimia atau pestisida dalam produk pangan, termasuk anggur muscat. Kementerian Pertanian juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua produk impor memenuhi standar keamanan pangan sebelum beredar di Indonesia," jelas Dicky. 

Jika ditemukan adanya residu yang berlebih, tindakan tegas harus diambil, seperti menarik produk dari peredaran.

"Pemerintah dapat menetapkan ambang batas maksimum residu pestisida pada produk pangan, merujuk pada standar internasional seperti dari WHO dan FAO," tambah Dicky.

Menurut Dicky langkah penting lainnya adalah memperkuat transparansi pelabelan produk. Dengan adanya label yang jelas mengenai asal dan pengawasan produk, konsumen dapat lebih selektif dalam memilih produk yang mereka konsumsi. 

 

(Ann/Far)

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait