Propaganda Genosida Israel

Jumat, 27 Oktober 2023

Penulis: Tiara De Silvanita

image-main-content
Foto: (instagram/ia.hora.sono).

News - Perdana Menteri Israel mendeklarasikan perang dengan Hamas sebagai respons dari serangan kejutan yang dilancarkan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober 2023, hal itu bertepatan dengan hari raya Yahudi, Simchat Torah. 
 
Ada sekitar 1400 korban jiwa dan 3400 korban luka dalam serangan Kejutan Hamas. Sejak saat itu, selama 10 hari berturut-turut Israel terus melakukan bombardir ke sejumlah titik di Jalur Gaza, termasuk pemukiman warga.  
 
Meski dinilai mengandung sejumlah pelanggaran hukum internasional, Israel belum mendapatkan investigasi formal. Kontras dengan investigasi yang dilaksanakan 5 hari setelah invasi Rusia ke Ukraina yang berujung dengan penerbitan surat penangkapan presiden Rusia. 
 
Jauh sebelum perlawanan Hamas meletus, warga palestina di jalur Gaza dibatasi hak hidupnya oleh Israel dengan penjara terbuka. Tempat tinggal yang tidak layak, pemutusan akses listrik dan air, hingga blokade bantuan internasional, jadi pil pahit yang setiap hari warga Palestina telan. 
 
Hamas jadi makin terdesak karena ada potensi perdamaian Israel dengan negara-negara Arab lainnya. Uniknya, beberapa warga Israel justru mengecam tindakan pemerintah Israel. 
 
Pada 14 Oktober 2023 lalu, PBB telah menyatakan keresahannya atas kegiatan yang dilakukan ole Israel terhadap Palestina. 
 
Berdasarkan Elements of Crimes oleh ICC, disebutkan bahwa salah satu bentuk genosida adalah dengan melakukan pembatasan kualitas hidup yang dapat membahayakan kesehatan tubuh. Tindakan Israel untuk memblokade akses air, listrik, dan bantuan medis mask ke dalam elemen ini.

Terlebih, pengepungan khusus masyarakat Palestina selama masa penyerangan juga menunjukkan upaya untuk menyakiti kaum tertentu. 
 
Banyak gagasan yang dilontarkan oleh media yang cenderung mengabaikan fakta bahwa Palestina sedang memperjuangkan kebebasannya dan apa yang dilakukan Hamas merupakan respons atas praktik apartheid Israel terhadap Palestina. 
 
Serangan Hamas yang baru saja terjadi memicu gelombang tanggapan media dan sebagai hasilya gelombang perlawanan terhadap Palestina, menggambarkan orang-orang Palestina sebagai orang yang keiam dan tidak berperikemanusiaan berdasarkan apa yang terjadi beberapa minggu lalu. 
 
Kaum nasionalis yang keliru menyebarkan gagasan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela dir, dan apa pun yang Israel putuskan untuk dilakukan sebagai perlawanan terhadap serangan tersebut dianggap sah-sah saja. 
 
Antisemitisme yang disuarakan oleh Israel menunjukkan bahwa selama ini rakyat Palestina perjuangkan atas penjajahan di tanah kelahirannya merupakan bentuk kebencian terhadap orang-orang Yahudi yang mempengaruhi masyarakat dunia termasuk masyarakat non-Muslim di Indonesia.

Pada dasarnya, konflik yang selama ini terjadi antara Palestina dan Israel tidak ada kaitannya dengan unsur antisemitisme. Apa yang terjadi saat ini nyata merupakan konflik kemanusiaan dan kekerasan yang terjadi secara berulang antara rakyat Palestina dengan tentara Israel. 

 

(Tra/Frq)

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait

gambar berita terbaru
Sah! Cuti Hamil Jadi 6 Bulan

News - Sobat youtz, apa yang kamu lakukan kalau dapat jatah cuti 6 bulan? Liburan? Kerja part time di tempat lain...

News

Rabu, 05 Juni 2024