Belajar dari Cerita Janitra, Cara Hadapi Rasa Jenuh
Senin, 28 Agustus 2023
Penulis: Redaksi

Oleh: Faris Izzudin Musyaffa Masudi*
Edukasi - Sobat Youtz pernah merasa bosan dengan keseharian yang biasa dilalui? Pernah merasa lelah dengan hari yang begitu-begitu saja? Pernah merasa malas menjalani hari karena rutinitas yang selalu sama setiap harinya? Pernah merasa muak ketika membayangkan hari esok harus melakukan aktivitas yang sama seperti hari ini? Itu tanda Sobat Youtz sedang dihinggapi rasa jenuh. Mari kita perkecil ruang lingkup pembahasannya. Apa Sobat pernah merasa bosan dengan rutinitas sekolah?
Memahami materi, mendengarkan penjelasan guru, dan menaati aturan yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Rutinitas yang terlihat mengekang dan penuh aturan. Selain itu juga harus bangun pagi karena bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB. Di kelas bertemu dengan orang-orang yang sama setiap hari, baik teman maupun guru. Mengikuti jadwal aktivitas sekolah yang sama setiap minggunya. Sepulang sekolah masih harus belajar dan mengerjakan PR. Begitu terus setiap harinya.
Aktivitas sekolah yang begitu-begitu saja setiap harinya. Terus berputar seolah tak ada habisnya. Maka dari itu, sangat wajar apabila rasa jenuh itu datang dalam diri Sobat. Terasa sangat tidak nyaman ketika rasa jenuh itu datang. Hari-hari terasa kosong, hambar, dan tidak berwarna. Tidak lagi bersemangat ketika melakukan rutinitas.
Terasa tidak nyaman bukan bila rasa jenuh ini dibiarkan terus bersarang di dalam diri? Sebenarnya ada banyak cara untuk mengatasi dan mengusir rasa jenuh ini dari diri kita. Seperti mendengarkan musik, Menjalani hobi atau sesuatu yang disukai, refreshing dengan liburan atau menonton film, dan masih banyak lagi caranya. Namun ada satu hal yang sangat efektif untuk mengusir rasa jenuh, serta menciptakan semangat yang begitu besar dalam diri kita. Yakni ambisi!
Yap, kalian tidak salah baca. Ambisi. Satu hal yang benar-benar efektif untuk mengusir rasa jenuh. Bagaimana bisa? Karena rasa jenuh biasanya datang ketika kita mengikuti arus rutinitas sehari-hari begitu saja tanpa sebuah ambisi. Mengalir begitu saja. Saat kita berkeinginan keras untuk mencapai sesuatu atau yang biasa kita sebut ambisi dapat memunculkan semangat dalam diri kita. Apalagi kalau ambisinya tentang cinta, haha.
Coba simak sebuah cerita tentang Janitra si ambisius ini. Janitra adalah seorang murid laki-laki yang sudah sangat jenuh dengan hidupnya. Pikirnya, “ah, hidup cuma gini-gini saja. Sekolah-sekolah, terus kerja dan berusaha keras cari uang, lalu nikah, menuju masa tua dan tinggal menunggu ajal”.
Seolah tidak ada Cahaya semangat di mata Janitra dalam menjalani hari esok. Hari ini adalah hari pertama Janitra masuk SMA. Seperti murid pada umumnya, Janitra harus mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS selama seminggu. Dia menjalani hari-hari MPLS-nya seperti biasa, tanpa semangat dan bermodalkan mata dengan tatapan suramnya.
Hingga sampailah di hari terakhir MPLS. Acara terakhir MPLS yang merubah kehidupan SMA Janitra. Got Talent, acara yang mempersilahkan para murid baru untuk memamerkan bakatnya. Dan tentu saja Janitra tidak berpartisipasi. Namun peserta terakhir dari acara got talent inilah yang membuat Janitra tertarik.
Seorang gadis berambut pendek yang menyanyi sambil memainkan gitarnya. Janitra sangat memerhatikan pertunjukan gadis itu. Gadis berkulit sawo matang dan berambut pendek. Dia sangat elok saat itu, namun yang membuat Janitra tertarik adalah tatapan matanya yang cerah. Sesuatu yang tidak dimiliki Janitra.
Hari demi hari terus berlanjut. Untuk pertama kalinya, Janitra merasa hari-harinya begitu berwarna. Meski dia tidak sekelas dengan gadis berambut pendek dengan tatapan cerahnya itu, Janitra tetap bahagia karena selalu bisa melihatnya di luar kelas. Entah hanya melihatnya sekilas lewat depan kelasnya atau hanya melihatnya sebentar di kantin, itu sudah membuat Janitra bahagia.
Oh iya, btw gadis itu namanya Trisha. Ulangan demi ulangan telah berlalu. Semester satu terlewati, dan berganti ke semester dua. Ada satu hal yang membuat Janitra terkejut, Trisha selalu mendapat ranking tiga besar di setiap ulangan semester satu. Sekolah Janitra selalu mengumumkan ranking sepuluh besar dalam satu angkatan di mading sekolah.
Hari demi hari berlalu, tanpa terasa dua bulan lagi ujian kenaikan kelas diadakan. Di sinilah hasrat besar Janitra untuk mencapai sesuatu keluar. Janitra ingin memperoleh ranking tiga besar agar Trisha sadar akan keberadaannya. Selama dua bulan ini, Janitra selalu belajar keras. Mencatat ulang semua materi sejak semester satu. Mengerjakan berbagai soal latihan yang didapatnya dari internet.
Demi mendapat secuil perhatian dari Trisha. Hari ujian kenaikan kelas tiba. Janitra dengan sangat percaya diri mengerjakan semua ujian itu. Meski nama Janitra tidak pernah muncul di papan ranking sepuluh besar, Janitra bukanlah murid yang bodoh. Hanya saja Janitra tidak pernah berusaha dengan maksimal dalam mempelajari materi. Kali ini, pertama kali dalam hidup Janitra, dia mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya demi namanya tercantum di papan ranking.
Beberapa hari setelah ujian berlalu, daftar ranking sepuluh besar akhirnya muncul. Ranking pertama yang tentu saja didapatkan oleh Trisha. Janitra mencari Namanya dari bawah, matanya berjalan dari bawah ke atas. Hingga di baris ranking enam, Namanya belum juga ditemukan. Jantungnya berdegup semakin kencang. Matanya kembali berjalan ke atas. Ranking lima… rangking empat… rangking tig…???
Betapa terkejutnya Janitra, Namanya terletak di urutan ketiga. Meledak rasa bangga Janitra. Di sisi lain, Trisha yang terkejut dengan nama yang asing baginya. Janitra? Padahal tidak pernah terlihat Namanya di papan ranking. “Janitra?” Tanya Trisha ke teman sebelahnya. “Namanya asing banget kan? Hahaha, itu tuh anak yang lagi jalan ke kelas B. Mukanya suram.” Jawab teman Trisha.
Tahun kedua Janitra di SMA dimulai. Satu hal yang membuat Janitra terkejut di semester ini, Trisha menjadi salah satu kandidat calon ketua OSIS. Keren bukan? Sejak tahun lalu Trisha memang sudah bergabung dengan pengurus OSIS. Hal itu membuat Janitra tertarik untuk bergabung dengan pengurus OSIS.
Tepat setelah Trisha memenangkan suara terbanyak saat pemilihan ketua OSIS baru, Janitra mendaftar sebagai pengurus OSIS. Bagian Kesehatan dan Olahraga yang Janitra ambil. Lembaran baru dalam hidup Janitra terbuka. Dia tidak pernah tertarik mengikuti kepengurusan seperti ini sebelumnya. Waktu terus berlalu, Janitra merasa bisa lebih dekat dengan Trisha. Meski komunikasi antar mereka hanya seputar tentang kepengurusan OSIS, tetap saja membuat Janitra bahagia.
“Emm… Janitra ya?” Sapa Trisha. Janitra benar-benar kaget, “Eh, iya, aku Janitra.” “Aku Trisha, kamu gabung OSIS juga ternyata? Mohon kerja samanya ya.” Ucap Trisha ramah. Begitulah kira-kira momen komunikasi pertama Janitra dengan Trisha. Kelihatan kaku banget, haha.
Di mata Janitra, Trisha benar-benar terlihat bersinar. Keaktifannya ketika rapat, ide-ide yang disumbangkannya, kemampuan public speaking yang keren, benar-benar ketua osis yang berwibawa. Berbagai acara dan project dilalui oleh Janitra selama menjadi pengurus OSIS. Banyak pengalaman baru yang didapatnya. Banyak kegiatan yang dilakukan Janitra bersama dengan Trisha. Hal itu membuatnya sangat senang.
Satu-satunya alasan bergabung dengan kepengurusan OSIS adalah karena ingin lebih dekat dengan Trisha. Janitra juga terus menjaga nilai-nilainya di setiap ulangan. Tahun keduanya di SMA selalu mendapatkan ranking tiga besar. Tentu saja hal itu semata-mata hanya untuk mendapat secuil perhatian dari Trisha.
Hingga di suatu acara, Janitra terpilih menjadi MC bersama dengan Trisha. Tak terkira betapa bahagianya Janitra ketika mendengar pengumuman itu. Komunikasi antara Janitra dan Trisha jadi lebih sering. Berbagi materi MC, berlatih bersama karena Janitra belum pernah naik ke panggung sebelumnya, pemilihan baju, dan masih banyak percakapan lainnya.
Waktu terasa lambat berjalan, Janitra benar-benar menikmati momen bersama Trisha. Hari ketika acara dimulai datang. Janitra merapikan dirinya agar tidak terlihat suram. Ia merasa harus memberikan penampilan yang rapi ketika menjadi MC di sebelah Trisha.
“Kamu kelihatan lebih baik.” Puji Trisha sambil tersenyum manis. Ah… meleleh hati Janitra. Melihat gadis yang begitu cantik dan rapi di depannya, dengan kemeja dan almamater sekolahnya yang dikenakannya tiba-tiba memuji Janitra. Juga rambut pendek bergelombang yang panjangnya hanya sampai leher. Trisha terlihat begitu anggun.
Acara berjalan dengan lancar. Janitra juga melakukan tugasnya dengan baik tanpa hambatan. Tanpa terasa, acara telah sampai di sesi penutupan. Banyak orang yang meninggalkan tempat duduknya dan meninggalkan aula. Janitra dan Trisha turun dari panggung. Trisha hendak pergi bersama teman-temannya yang sudah menunggunya.
Janitra tersenyum. Momen bersama Trisha benar-benar indah. Saat aku hendak pergi, Trisha tiba-tiba menoleh ke arahnya. Dia mengeluarkan ibu jarinya sambil tersenyum, “Sipp”. Aku mengangguk dan tersenyum. Tahun kedua berlalu begitu saja. Janitra kini sudah memasuki tahun terakhir di SMA.
Jabatannya di OSIS juga sudah habis masanya. Begitu juga dengan Trisha, jabatannya sudah habis dan digantikan oleh adik kelasnya. Kini Janitra sudah tidak punya tempat untuk terhubung dengan Trisha. Maka satu-satunya usaha yang tersisa untuk mendapatkan secuil perhatian dari Trisha adalah mendapatkan peringkat satu di ujian akhir SMA.
Tahun terakhir Janitra di SMA digunakannya untuk belajar mati-matian. Selain karena ambisinya untuk mengalahkan rangking Trisha, ia juga harus masuk ke perguruan tinggi. Cukup mengejutkan untuk seorang Janitra. Namun Janitra telah banyak berubah. Hari-hari Janitra hanya dihabiskan untuk belajar.
Dia mengerjakan banyak latihan soal untuk ujian akhir SMA dan ujian masuk perguruan tinggi yang didapatkannya dari internet. Belajar dan belajar terus menerus. Ia juga meminta guru di sekolahnya untuk mengulang materi yang tidak dipahaminya di luar jam kelas. Bulan demi bulan berlalu. Tanpa terasa, tibalah hari ujian akhir SMA.
Namun kali ini Janitra merasa tegang. Meski ia sudah belajar setiap hari tanpa absen sekalipun, apakah dirinya mampu mengalahkan nilai Trisha? Janitra tidak ambil pusing. Dia fokus mengerjakan soal-soal ujiannya. Satu demi satu soal dilewatinya. Satu demi satu mapel ujian dilaluinya. Hari demi hari ujian berlalu dengan cepat, tanpa terasa Janitra telah menyelesaikan seluruh ujiannya.
Hari penentuan telah tiba. Papan ranking telah muncul. Janitra berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Jantungnya berdebar dengan kencang. Akankah usahanya selama satu tahun ini membuahkan hasil? Janitra berlari kecil ketika ia sampai di gerbang sekolah, segera menuju papan ranking.
Terasa begitu jauh lokasi papan rangking itu, padahal letaknya cuma di lantai 2 sekolah. Janitra menaiki tangga dengan cepat, hingga akhirnya dia tiba di ujung lorong. Janitra terkejut, sembari mengatur nafasnya yang terngah-engah. Trisha, seorang gadis pujaan hatinya, berdiri sendirian di depan papan ranking itu. Trisha menoleh kepada Janitra, dia tersenyum manis. Janitra mulai berjalan menuju tempat Trisha.
Nama-nama ranking sepuluh besar di angkatannya mulai terlihat. Tanpa basa-basi, Janitra langsung melihat nama dari ranking teratas. JANITRA. “Kamu berusaha keras ya. Keren loo.” Trisha membuka pembicaraan. Janitra menoleh ke arah Trisha. Kini mereka saling bertatapan. “Yahh, demi dapat ranking satu ini.” Janitra tersipu malu. “Kelihatan lohh, di sekolah sering kelihatan ngantuk. Tuh kantung matamu hitam.” Trisha tertawa.
Janitra suka momen ini. Dia tersenyum begitu tulus tanpa paksaan ketika melihat Trisha tertawa. Gadis pujaan hatinya terlihat begitu menawan. Ditambah Janitra berhasil mengalahkan ranking Trisha. Nama Trisha tepat berada di bawah Janitra, urutan ke dua. Janitra merasa sangat bahagia. “Selamat buat hasil kerja kerasmu. Kamu hebat.” Puji Trisha.
Janitra terbawa suasana. “Emm, aku juga mau bilang terima kasih.” Janitra memberanikan diri. “Hmm? Ke aku? Buat apa?” Trisha penasaran.
“Kamu selalu kelihatan keren dari awal masuk SMA. Aku suka permainan gitarmu waktu kita MPLS dulu. Aku suka ide-idemu waktu rapat pengurus OSIS. Aku suka rasa percaya dirimu ketika bicara di depan banyak orang. Aku suka ketika aku jadi partner MC mu. Beberapa kali aku lihat kamu kelihatan tertekan dan banyak pikiran, tapi tatapan matamu selalu bercahaya dan penuh ambisi, aku juga suka itu. Aku nggak pernah punya tekad dan ambisi dari dulu. Kamu selalu jadi motivasiku sampai saat ini. Aku suka kamu.” Wajah Janitra memerah.
Matahari belum tinggi. Sekolah masih lengang, tidak banyak murid yang datang. Lorong tempat Janitra dan Trisha berdiri juga masih benar-benar sepi. Dalam suasana ini, Trisha terkejut.
“Aku nggak nyangka Janitra punya perasaan itu dari dulu. Terima kasih udah berani bilang ke aku. Tapi maaf bangett, aku nggak punya perasaan yang sama kayak kamu.” Ucap Trisha. Itulah sedikit cerita menarik tentang Janitra.
Bagaimana Sobat Youtz? Ambisi bener-bener ampuh bukan? Janitra yang awalnya tidak punya semangat dalam hidupnya berubah menjadi orang yang bersemangat dan punya tujuan. Karena itulah, ambisi bisa dibilang merupakan cara terbaik dalam menghadapi rasa jenuh.
*Merupakan mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
(Frq/Agm)
Tags
Berita Populer
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
Berita terkait

Edukasi - Telkom University kembali menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada...
EducationSabtu, 14 September 2024

Di era digital ini sudah saatnya personal branding menjadi prioritas buat kamu yang ingin membangun karir. Bukan ...
EducationSenin, 31 Juli 2023

Edukasi - Membangun hubungan yang baik atau menjalin komunikasi dengan orang harus berhati-hati. Jaga sikap dan p...
EducationSelasa, 25 Juli 2023

Edukasi - Sobat Youtz tahu nggak, Bullying atau dalam bahasa Indonesia berarti perundungan, merupakan suatu perbu...
EducationSenin, 16 Oktober 2023

Edukasi - Di tengah maraknya inovasi teknologi finansial, pinjaman online telah menjadi alternatif yang populer b...
EducationSenin, 08 Juli 2024

Edukasi - Sobat Youtz harus tau, saat ini kemampuan berbicara di depan publik bukan menjadi suatu kemampuan pilih...
EducationRabu, 25 Oktober 2023

Education - Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini merupakan kegiatan yang menjadi darma Universit...
EducationRabu, 31 Juli 2024

Edukasi - Telkom University menyambut 11.418 mahasiswa baru dari berbagai kampus di Bandung, Jakarta, Surabaya, d...
EducationSenin, 16 September 2024

Edukasi - Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik, di mana lempeng-lempeng tektonik aktif bertemu dan seri...
EducationSelasa, 20 Agustus 2024

Edukasi – Program Talent Hub yang digagas Kementerian Kebudayaan membuka kesempatan emas bagi seniman lokal Ind...
EducationSelasa, 17 Desember 2024